Tuas atau pengungkit adalah suatu alat untuk memindahkan atau mengangkat
benda (beban) dengan gaya yang lebih kecil dari bebannya. Pengungkit ini
terdiri dari sebuah batang kaku (misalnya logam, kayu, atau batang bambu) yang
berrotasi di sekitar titik tetap yang dinamakan titik tumpu. Selain
titik tumpu yang menjadi tumpuan bagi pengungkit, ada dua titik lain pada
pengungkit, yaitu titik beban dan titik kuasa. Titik beban
merupakan titik dimana kita meletakkan atau menempatkan beban yang hendak
diangkat atau dipindahkan, sedangkan titik kuasa merupakan titik dimana gaya
kuasa diberikan untuk mengangkan atau memindahkan beban.
Ciri – ciri tuas, diantaranya memiliki:
a. Kuasa (F atau K), yaitu gaya yang diperlukan untuk
mengangkat atau memindahkan beban (benda).
b. Lengan kuasa (Lk), yaitu jarak antara titik tumpu dengan
kuasa pada alat itu.
c. Beban (B atau W), yaitu berat benda yang akan
dipindahkan atau diangkat.
d. Lengan beban (LB), yaitu jarak antara beban dengan
titik tumpu.
e.
Tumpu atau titik tumpu, yaitu titik di mana ganjal atau bantalan untuk
mengangkat beban.
Berdasarkan posisi ketiga titik (titik
tumpu, titik beban, dan titik kuasa) tersebut, pengungkit dapat dibedakan
jenisnya menjadi tiga tipe atau tiga kelas, yaitu pengungkit jenis pertama, pengungkit
jenis kedua, dan pengungkit jenis ketiga.
1.
Pengungkit Jenis Pertama
Pengungkit
jenis pertama (disebut juga pengungkit kelas 1) memiliki letak titik tumpu (T)
yang berada diantara titik beban (B) dan titik kuasa (K). Makin
panjang lengan kuasa, maka makin kecil gaya yang diperlukan untuk
mengungkit beban tersebut.
Bentuk ini adalah bentuk dasar atau bentuk paling umum dari sebuah pengungkit. Contohnya adalah jungkat-jungkit, gunting, tang, palu, linggis, dan sejenisnya.
Bentuk ini adalah bentuk dasar atau bentuk paling umum dari sebuah pengungkit. Contohnya adalah jungkat-jungkit, gunting, tang, palu, linggis, dan sejenisnya.
2.
Pengungkit Jenis Kedua
Pengungkit
jenis kedua (disebut juga pengungkit kelas 2) memiliki letak titik beban (B)
yang berada diantara titik kuasa (K) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan pengungkit jenis kedua
diantaranya gerobak dorong, pembuka botol, pemecah kemiri, dan sejenisnya.
3.
Pengungkit Jenis Ketiga
Pengungkit jenis ketiga (disebut
juga pengungkit kelas 3) memiliki letak titik kuasa (K) yang berada
diantara titik beban (B) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan
pengungkit jenis ketiga diantaranya pinset, stapler, alat pancing,
termasuk lengan Anda, dan sejenisnya.
Di
dalam prakteknya, pengungkit digunakan untuk meringankan pekerjaan kita. Ketika
Anda mencoba untuk membuka sebuah tutup kaleng dengan menggunakan tangan,
mungkin Anda akan mengalami kesulitan. Tentu akan lebih mudah dalam membuka
tutup kaleng manakala kita menggunakan sebuah alat bantu berupa sendok kecil.
Keuntungan Mekanik Pengungkit atau
Tuas
Pengungkit memudahkan usaha dengan menggandakan gaya
kuasamu dan mengubah arah gayamu. Kita telah mempelajari bahwa keuntungan
mekanik pesawat dapat dihitung dengan membagi gaya beban dengan gaya
kuasa. Panjang lengan kuasa adalah jarak dari tumpuan sampai titik
bekerjanya gaya kuasa. Panjang lengan beban adalah jarak dari tumpuan
sampai dengan titik bekerjanya gaya beban. Keuntungan mekanik pengungkit
dapat dicari dengan persamaan:
KM
= panjang lengan kuasa/ panjang lengan beban
KM=
Lk/LB
0 komentar:
Posting Komentar